Malam ini, berkat beredar di twitter dan menyimak seseorang yang
curcol tentang belajar menulis puisi, saya disadarkan! Benar kata dia,
kita butuh belajar, berproses bahkan gagal buat menjadi mahir. Kalau
dirunut kebelakang, saya mulai aktif buat puisi 2004 awal-awal jadi
mahasiswi. Pernah dikuliah bersama, di gedung A, saat dosen menerangkan
saya malah sibuk menulis *jangan ditiru ya* Tujuannya waktu itu buat
pamer pada sahabat maya saya anak UGM! Lalu 2004-2008, sahabat maya saya
yang lain, anak USU sekaligus jadi patner berpuitis ria. Kadang kami
saling mengirim sms puitis dan berbalasan atau email berupa puisi. Tanpa
sadar inilah yang mengasah kemampuan saya main kata-kata, benar kata
orang BISA KARENA BIASA! Setelah putus hubungan, saya kehilangan patner,
lawan tanding, dan kawan bermain kata. Tapi saya tidak berhenti menulis
puisi. Sering kali rasa KAGUM pada seseorang melahirkan puisi. Rasa
yang terpendam yang tak berani diungkap juga saya jadikan puisi. Saat
RINDU pada orang yang tidak tau bahwa dia dirindukan juga jadi puisi.
Jadi, kalau sekarang membuat puisi itu mudah bagi saya, itu karena
latihan yang panjang. Hampir 9tahun. Dan ini menyadarkan saya LAGI,
mengapa saya BELUM mahir juga kesulitan membuat cerpen? Jawabannya:
karena saya TIDAK BANYAK berlatih dan berproses layaknya berpuisi.
Catatan C, di jam11malam lewat!
Mantab chy, keep spirit! ^_^
BalasHapus