Semangatku membuncah, jantungku
berdetak kencang mengingat mimpi-mimpi yang ku punya, mimpi yang telah ku raih,
dari sekian banyak mimpi lainnya.Bersyukur Allah pernah memberi kesempatanku
melanglangbuana merasaka hiruk pikuknya ibu kota: Jakarta. Disana dimulainya
sebuah petualangan yang makin membuat aku memahami siapa diriku ini :)
2009 Juli, aku melangkahkan kaki
menjejak ibu kota, layaknya anak kampung yang baru lulus kuliah tujuanku sama seperti
teman-teman, Mengadu nasib mencari pekerjaan. Magnetnya Jakarta.
Bukan hal mudah, itu fakta, 4bulan aku
NGANGGUR di jakarta, untunglah ada saudara mama yang berbaik hati menampungku.
Nasib mulai berubah, rodapun berputar, kakak sepupu menawarkan pekerjaan
disebuah Event Organizer yang cukup terkemuka. Jadilah si C, anak kampung
sebagai salah satu staf akuntansi disana.
Ternyata aku tak cukup mampu
mempertahankan kenyamanan disana, 6bulan saja. Lalu nganggur lagi...
Sekarang
aku sudah anak kost, tanpa pekerjaan pula. 2bulan lagi aku nganggur, :(
Selama 2bulan itu aku membantu teman
menjaga bisnisnya, salah satu francaise Booth Teh. Jam kerja dari jam 8 pagi
sampai jam 8 malam, di depan sebuah minimarket di Tanah Kusir. Hari-hari terasa
berjalan lambat, aku tau kini susahnya mencari uang.
Tuhan mendengar do'aku, aku kembali
masuk kantor. Jadi staf akuntansi lagi, sebuah perusahaan swasta di Pancoran,
disini aku cuma bertahan 3bulan bukan tak betah. Hanya saja tanpa sengaja aku
"tercebur" ke dunia baru yang awalnya adalah coba-coba. Tak pernah
ada di benak seorang C buat jadi auditor, beruntung kesempatan itu datang,
kesempatan yang membuat si C sadar ternyata ia tak hanya suka pekerjaan baru
ini, tapi jatuh cinta.
Aku
Di Kantor Akuntan Di Jakarta
Mengukur mimpi
Aku di terima jadi junior auditor di
salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) di Rasuna Said, Kuningan. Banyak ilmu
baru dan petualangan ku dapat. Masuk dari satu kantor ke kantor lainnya,
"jalan-jalan" :)
Lalu.... mimpi itu tiba-tiba
terhenti, atau harus ku pendam??? Aku di minta kedua orang tua buat pulang ke
Padang, Tanah kelahiranku. Tepatnya Agustus 2011, 10 hari sebelum Idul Fitri.
Aku pulang, diatas mimpi-mimpi aku
sadar, ada mimpi lain yang tak pelak untuk diabaikan, mimpi mama& bapak. Di
padang aku akan melanjutkan Kuliah Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK) yang
kuharap sejaklan dengan mimpiku. Sepahit-pahit jakarta, masih lebih sulit di
sini. Aku melamar ke KAP di kota ini, tapi tak ada feedback. Nyaris putus asa
dan tak rela, Mengapa Allah merenggut mimpiku???
Do'a, harapan terus ku panjatkan....
3bulan setelah itu, Desember2011, takdir yang membawa teman-teman dari KAP lama
tempatku bekerja di Jakarta mendapat klien di Padang, sebuah Bank Daerah. Dan
aku ditawari freelance.
Betapa
bahagianya aku, mimpi itu ternyata belum berakhir. Ada asa yang tiba-tiba
kembali. Pun hanya sesaat, tak mengurangi rasa syukurku.
Kini Mai 2012, aku telah selesai
dengan tugas audit itu. Kembali Jobless. Tapi kali ini aku punya keyakinan
Allah akan selalu menolongku, semoga setelah ini akan bisa melanjutkan mimpiku
menjadi AUDITOR.. Aamiiiin :)
Jauh didasar jiwaku aka tersimpan
mimpi besar lainnya, menjadi PENULIS dan punya buku. Kecintaanku pada buku
berwujud #ProyekPustakaMini (mengumpulkan buku, spesial yang ada tanda tangan
penulisnya)
Ini Koleksiku #ProyekPustakaMini
Dua lemari kecil TOTAL Koleksi CHi:
buku, komik, majalah dan novel
Jakarta
pula yang membuatku bertemu beberapa penulis hebat seperti Asma Nadia, Boim
Lebon, Ninit Yuanita, Ollie Salsabeela, dan Tasaro Gk. Semakin termotivasi
menulis karenanya.
Sekarang aku sedang mempersiapkan
sebuah proyek, Novelku. Di kota kelahiranku aku mulai merajut lagi mimpi itu.
Targetku dalam 3bulan novel pertama akan jadi. Novel ini novel empat seri. Bercerita
tentang empat lelaki dan 1 wanita yang berrtemu lalu bersahabat dan layaknya
anak muda penuh lika-liku cinta.
Mendisiplinkan menulis minimal tiga
halaman per hari inilah upayaku. Sedikit banyak cerita ini terinspirasi dari
orang-orang sekitarku. Novel ini mimpi besarku, semoga kelak setelah jadi akan
mampu diterbitkan di penerbit nasional.
Selain menulis novel, untuk melatih
kemampuan menulis aku rajin mengikuti lomba menulis, kontes blog dan
sejenisnya. Dengan kompetisi kita jadi terpacu. Semakin banyak latihan aku
yakin akan semakin lancer menuangkan huruf-huruf. Selain itu dengan berbagi
kisah, siapa tau bisa membagi manfaat buat orang lain.
Kalimat bagi penulis layaknya pedang,
yang harus diasah. Pedang itu pula yang dapat dipakai buat hal yang bermanfaat,
namun bila tidak hati-hati bisa melukai. Kebebasan memainkan kata adalah
kebebasan yang bertanggung jawab yang berharmoni dengan kepentingan orang lain.
Aku berharap kelak tak hanya jadi penulis tapi bisa jadi penulis yang baik.
Menulis adalah cara menyeimbangkan
otak kiri dan kanan, saat si kiri sibuk dengan angka-angka si kanan diasah
dengan menulis. Life must be Balance like a BalanceSheet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar