Welcome

Sabtu, 29 Juni 2013

The Naked Traveler ~Sebuah Resensi Chi~

Penerbit :    C Publishing
Edisi :    Soft Cover
ISBN :    9792439366
ISBN-13 :    9789792439366
Tgl Penerbitan :    2007-00-00
Bahasa :    Indonesia
Halaman :    xii + 282
Ukuran :    135x205x0 mm
Sinopsis Buku:
Setelah berlama-lama di dalam, saya memberanikan diri ke luar. Saya membuka kunci pintu dan … flush menyala, membasuh kotoran dengan bersihnya! Rupanya, air keluar secara otomatis kalau kita membuka kunci pintu.

Begitulah salah satu pengalaman Trinity saat di bandar udara Schippol, Amsterdam. Ada banyak kisah yang dituturkan olehnya. Lucu, sedih, berdebar, sebel, bete. Semua menjadi bumbu sedap dalam pengalamannya menjadi backpacker yang melanglang ke berbagai negeri mulai dari Asia, Australia, Amerika, hingga Eropa.

Kisah-kisah di buku ini menjadi semacam catatan kecil seorang backpacker yang mencoba mendokumentasikan pengalamannya dan membagikannya sebagai oleh-oleh.

Selamat terpukau!

“…. Menceritakan hal-hal seputar perjalanan dengan cara yang cukup unik. Gaya penulisannya ringan dan kocak, mirip-mirip gaya penulisan novel populer atau chicklit!”
—Detik.com

“…memikat. Ada kejujuran dalam mengungkapkan apa yang dirasakan, tidak hanya dilihat.”-Bondan Winarno, ketua milis wisata boga Jalansutra, pembawa acara Wisata Kuliner TRANS TV


TENTANG PENULIS
Trinity atau Perucha Hutagaol adalah seorang pegawai perusahaan telekomunikasi yang gemar traveling ke berbagai negara dan mencatat pengalamannya di blog pribadinya: nakedtraveler.blogspot.com.
                                                      ***
Membaca seri pertama dari The Naked traveller setelah selesai membaca seri 2 dan 4 terlebih dahulu itu rasanya... Sempat bergumam, Ooow jadi seperti ini tulisan Trinity diawal-awal. BElum seGokil buku seri lanjutannya, bahasa penulisannya ada sedikit *uhum* beda, kalau yang udah baca bukunya mungkin bisa merasakan sendiri.
Yang pasti buku Trinity ini mengulik perjalanan dari sisi yang #beda, not just for fun tapi an adventure :D Karena si penulis orang yang berani dan *Nekad: berani menyelam dengan kumpulan Hiu di Palau, ber- Paragliding sampai bungy jump. WoW.
Dari mata Trinity kita tau Fakta bahwa Tidak semua Pramugari itu identik dengan Cantik/Tampan dan Sexy, tapi ada juga yang tua, tidak langsing(gendut) dan tidak sexy.

Di bagian Alat transport, kita bisa bertemu dengan C-10, S-58, CN-235, ATR-42, LET410 UVP-E, dan nama-nama aneh lainnya, hihi. Juga berkenalan dengan si Kumbang yang suka mencari perhatian.

Yang lucunya lagi, disuatu negeri bernama Puerto Rico disana sebuah pohon pisang menjadi "bintang" dalam satu tur wisata, ehem beruntunglah kita Indonesia dimana setiap kebun masih sangat mudah menemui pohon pisang itu.

Yang paling "ajaib" cerita dimana Trinity berkenalan dengan sesesok maya yang kaya raya, yang dengan baik hatinya membelikan tiket pesawat GRATIS ke Texas, dan gak cuma satu kali saudara-saudara si jutawan Mr.X ini lagi-lagi menghadiahi tiket ke PuertoRico... ahaaaaaaaaaha, gak masuk akal tapi nyata.

Buat yang suka buku travelling, wajib baca buku ini, unik dan beda.

Sayang... Kritik saja, buku ini kayaknya hanya cocok dibaca anak 21 tahun ke atas, kenapa, bukan karena ada adegan dewasanya, cuma bagian Dugem, Minum, Merokok dan hiburannya itu loh mbak....

Btw Sukses selalu buat Trinity, menunggu buku ke5nya :)

Senin, 24 Juni 2013

Menyemai Cinta, menjaga Anugrah

"Cinta itu Anugrah
maka berbahagialah
sebab kita sengsara
bila tak punya cinta...." ( Doel Sumbang:Arti Kehidupan )

Seseorang pernah menanyaiku, apa artinya cinta buatmu? Ku jawab, "Cinta itu bahan bakar kehidupan". Sadar atau tidak, cinta bisa mengubah manusia, menjadi lebih bersemangat atau menjadi depresi ketika cinta hilang.

Membahas cinta itu, LUAS.. dan tak akan ada habisnya. Berhalaman novel tercipta, dari episode cinta. Lirik-lirik lagu, melantun dari kisah cinta. Tanya, siapa yang tak pernah jatuh cinta?

Aku, di usia ke 26 ini, meskipun belum banyak, tapi pernah mengalami cinta. Pun kegagalan cinta.
Di tulisan ini, izinkan aku yang masih "hijau" membagi sedikit pemikiran tentang cinta.

Cinta buatku adalah dia...


Dia yang oleh Tuhan diantarkan padaku... Setelah kegagalan bertubi-tubi.
Akhir Januari 2013.
~Hari dimana, Tanpa mencari maupun dicari. Aku lebih suka menyebut pertemuan itu takdir. pertemuan kita.
Taukah kamu, mundur ke saat sebelum itu. Aku merasa lelah B. Sendiri dalam diam. Berkali-kali aku gagal, berkali-kali aku berharap. Menyimpan harapan manis dalam hamburan kata-kata di bait-bait puisiku. Disana ada rindu, disana ada damba. Rindu yang tak pernah mampu untuk aku sampaikan.
Aku benci pada diriku, pada kebodohanku. Dan saat itu, aku memutuskan untuk berhenti berharap. Aku tak mau lagi memikirkan yang namanya rindu.~ Datanglah Kamu.

Cinta itu belum suci...

Sebuah catatatanku tentang Resah:


Resahku...
Bisakah engkau memberi jawabannya?
Takutku..
Bisakah engkau meredamnya?

Resah ini terlalu menghantui.
Demi Tuhanku yang menggenggam hati ini.
Rasa itu bernama kerinduan.
Kerinduan pada kamu yang (belum) boleh aku rindukan.

Aku Takut, aku pengecut.
Bibirku tak mampu mengucapkan apa yang ingin aku ucapkan.
hanya terlalu pengecut, beraninya untuk melantunkan kata-kata mesra yang sungguh (hilang) kemesraannya.
Ku kumpulkan segenap keberanianku. Meletakkan Egoku dititik paling rendah, untuk bertanya padamu.
Mungkin juga meminta, atau mengatakan pendapatku. Aku menginginkan kamu (utuh) mengutuhkan 1/2 Islamku.
1/2 yang hilang, karena bibir ini terkunci tak mampu beradu argumen pada ayah atau ibu.
Dan ingin ku katakan mama, izinkan aku.........

Tangis saja yang pecah. Pecah saat aku mengingat betapa berdosanya kita. Bertatapan saja, menatapi dosa.
Apa lagi yang kupunya?
Dan berharap takdir mengiba.
Ini bukan roman sandiwara, ini lakon kehidupan.

"Cut" aku bukan sutradaranya...
Apakah aku artisnya?

Inilah Rajab, menuju Sya'ban kemudian Ramadhan. Bolehkah aku melewatinya dengan kamu?


=Masih saja tanda (?)= May 16, 2013

Hmmm... Bagaimana aku dengan keadaanku, bolehkah berbicara tentang menyemai cinta???

Satu hal yang kutau, aku berusaha menjaga cinta itu, menundukkannya dan membawanya di jalan RidhoNya.

 Bukan dalam tentram, bukan dalam damai. Kita manusia dengan dua kepala dan bermacam keinginan.
SALING MENGERTI dan BELAJAR MEMAHAMI, bukan MENGALAH karena jika MENGALAH ada sat yang tidak puas.

Aku, menikmati APA ADANYA KAMU. Dengan lebih dan kurangmu. Ini bukan klise, sebelum-sebelumnya aku tak pernah bisa lakukan ini. Campur tangan Tuhan, aku menikmati didekatmu.

Waktu terasa singkat, dan tak pernah cukup rindu. Meski kadang bosan ntidak pernah jenuh. Kelak, jika Tuhan Ridho kau akan jadi suamiku. Tetaplah seperti ini, tak malu untuk makan sepiring berdua (bukan sok romantis). NYAMAN, satu kata yang sama-sama kita coba ciptakan.

Aku dengan KeRomantisanku, dan kamu yang mengaku tak pernah romantis. Beda yang membuat kita menyatu, bukan menjadikan perbedaan.

*Siapa pun yang membaca Catatanku, doakan dan beri kata "aamiin" untuk Tuhan menyatukan kami*

Yennesy Damayanti buat Muhammad Sabri :)

 Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani
http://forgiveaway.blogspot.com/2013/06/give-away-menyemai-cinta.html



Sabtu, 08 Juni 2013

Sepotong BlackForest Cinta

"Kak Adit Jahat!!", Tasia berlari meninggalkan Aditya.
"Tasia, tunggu. Kita bisa bicara baik-baik," Aditya mencoba menahan Tasia. Gadis itu hilang dibalik tikungan.
Adit tak habis pikir, begitu sulit memahami tasia. Sikapnya yang kadang emosinal membuat Adit mesti banyak bersabar. Semua gara-gara Adit tanpa sengaja melupakan janjinya menemani Tasia ke toko buku. Membuat Tasia menunggu berjam-jam sendirian.

Semalaman Adit berpikir keras, bagaimana cara melunakkan hati Tasia dan membuat gadis itu memaafkannya. Sebuah ide tiba-tiba mendarat di kepalanya, akhirnya Adit bisa tersenyum, "Tasia pasti Suka," ia bergumam.

"Kamu yakin mau belajar membuat kue?" Tante ida pemilik Lovely Bakery bertanya seolah tak yakin.
"Iya Tam, ajarin Adit bikin blackforest ya."
Celemek putih, sarung tangan sudah lengkap dipakainya, "saatnya perang", Adit bersemangat.
Tante Ida hanya tersenyum melihat kelakuan anak sahabatnya itu.
Sedikit canggung Adit memecah satu persatu telur, menuangkan tepung dan mengaduk-aduknya dengan mentega. Butuh ketelitian agar semua bahan itu padu dan masuk dengan komposisi yang pas. Black forest ini tidak boleh gagal.

                                                                       ***

Sepulang sekolah Adit mencegat Tasia. "Tasia... ikut denganku sebentar, please," Adit memelas.
"Mau kemana?" Tasia sedikit ragu.
"Percaya deh, kamu gak akan menyesal."

Melewati sore Adit mengajak Tasia ke Pantai.

"Tasia, maafkan aku. Aku tak bisa tenang, kalau kamu.."

"Udah aku maafin..."

"Aku benar-benar lupa, janji lain kali gak akan terulang lagi," Adit menggenggam erat tangan Tasia.
Perlahan di ufuk Barat sang surya mulai terbenam, kembali ke peraduannya.

"Tasia, aku punya sesuatu buat kamu."

"Apa itu, kak?"

"Buka lah."

Tasia mengambil kotak dari tangan Adit dan...

"Itu aku buat khusus untuk kamu, Tante Ida yang mengajari aku memasaknya," adit menjelaskan sambil menyuapi Tasia sepotong Blackforest.

"Enak, makasih Kak, " Tasia tersenyum.

Dan senja kali itu terasa sangat indah untuk mereka, rona jingga ikut meronai hati mereka.