Dimanakah engkau saat ini?
Masihkah berpijak dititian keseimbangan
Semoga tak tersedot pusaran kemunafikan
Masuk dalam limbah kepalsuan
Bapak yang berdasi
Raga duniawi sangat memukau
Seperti candu dari asap tembakau
Ku tau dulu itu bukan mainan engkau
Di kerajaan bernama globalisasi
Yang dipenuhi zat mengandung moderenisasi
Mampukah engkau bertahan dari kontaminasi
Baju pelindung itu berbahan dasar benang Iman...
Tiap engkau menjejak langkah
Bawalah neraca dan kompas penunjuk arah
Menyongsong fajar hingga senja memerah
...Janjimu janji sang khalifah, memaknai kehidupan
Bapak yang berdasi
Jangan sampai engkau tercekik
Oleh dasi yg terlalu ditarik
Hati-hati dengan sesuatu yg merka bilang menarik.
chi, 25juli10
@my r0om
terinspirasi oleh bapak yg berdasi;-)
Saat hati merasa sepi
BalasHapuskau datang menemani
kau hangatkan hati dengan kasih sayangmu
saat hati merasa gundah
kau berikan sandaran untukku
menenangkan hati dan
sejenak melepas rindu
yang melanda ditengah
terangnya bulan dan banyaknya bintang
Terima kasih…
karna kau telah hadir untukku,
ku harap ini akan selamanya
Terima kasih…
karna kau telah ada dalam hidupku
ku harap ini akan abadi,
ku harap kau rasa apa yang ku rasa
Aku tak inginkan apapun darimu
tapi hanya satu yang aku mau darimu
SELALU dan SELALU lah kau buatku tersenyum
dan jangan pernah
kau lukis tangis dihati…karenamuu..
puisi ini buat seseorang yang ada di hatiku saat ini
Puisi Untuk Bapak Sakit | Puisi Twitter Lucu Tapi Bingung | Surat-surat cinta padamu | Puisi Tentang Matahari Dan Gelombang | Puisi Untuk Ibu Tercinta | Puisi Cinta dan Cita Terdampar | PUISI RENUNGAN KISAH SEMUT DAN BATU | PUISI BERSERAKAN | PUISI MEMBACA BAHASA SUNYI | Puisi Cinta Untuk Negeriku Indonesia | Puisi iPhone 5 Punya Saya | 3 Puisi Cinta Rindu Sedih | Mengapa Hanya Kau Beri Luka! Bacalah, | Layu Setangkai Mawar Cidera | 3 Puisi Perpisahan Romantis | Privacy Policy for www.puisina.blogspot.com | Bagai gema-gema panjang yang berhimpun | Betapapun juga: ia itu abadi | Masa yang penuh gairah | SURAT - SURAT CINTA By; Isbedy Stiawan ZS | Nenek tua tersandung ke dalam kematian | Bagai kabut mengambang | Kabut-kabut hari menimpa senja. | aku mau hidup seribu tahun lagi! | aku ini binatang jalang