SOEMPAH PEMOEDA Pertama : - KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIAKedua : - KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIAKetiga : - KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA Djakarta, 28 Oktober 1928
Delapan puluh dua tahun yang lalu
di bacakan di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat
sebuah Ikrar janji untuk bersatu
berbeda, tak sama tapi mereka terikat
Gemuruh menderu di dada
membakar jwa muda yg bergelora
tinggi mimpi untuk bersatu dan merdeka
Ini tanah kami bukan jajahan Eropa
Darah-injak yang tumpah tak rela
bila harga diri negeri diinjak-injak
mereka telah mati, berkorban nyawa
Tak ada rasa takut untuk meelunak
Hai bung, yang tertidur dan mematung
ayo kita satukan angan, bergerak jangan bingung
Negeri kita butuh kerjasama
dari seluruh anak bangsa
Tujuh belas Agustus Sembilan belas empat lima
satu kata bergema "MERDEKA"
merah putih menari di Udara
Akhirnya lahir juga Indonesia
Delapan puluh dua tahun dari tahun sembilan belas dua puluh delapan
Tempat itu berganti nama Museum sumpah pemuda
apakah dayanya menjadi saksi bisu perjuangan
Diamdiam merindukan jiwa-jiwa yang telah pergi meninggalkan dunia
Andai tempat itu bisa bicara
mungkin ia meronta-ronta
atau menangis dan tergugu
menatap sisa-sisa dengan pilu
Sumpah itu masih bergaung
satu kali dalam satu tahun
Ramai orang mendengung
hanya satu hari saja dalam satu tahun
Masa lain mereka menyumpah
isinya amarah dan serapah
aku tau kita semua jengah
mengkritik pemerintah
Dengarlah
Lihatlah
Hari ini saja
Seperti apa sumpahnya?
Chi, @ korindo
08.45wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar